Senin, 19 Oktober 2009

PETUNJUK CIAMSI NO 36

Alkisah hiduplah seorang raja pada zaman tiongkok kuno yang senang berperang dan ingin memperluas daerah kekuasaannya, tentunya hal ini didukung oleh seorang panglima perang yang gagah berani dan sangat sakti. Panglima perang ini bernama She Khe Jin. Panglima ini terkenal sampai ke pelosok tiongkok atas kemampuan perang dan kesaktiannya. Pada salah satu kesempatan dimana raja berperang dengan negeri seberang ditemani panglimanya, dimana perang tersebut dimenangkan oleh sang raja di sebuah kawasan pegunungan. Setelah selesai berperang maka sang raja merayakan kemenangannya. Sang raja ingin melihat pemandangan gunung tersebut yang kebetulan sangat indah dan letaknya tidak jauh dari medan perangnya. Maka sang raja memanggil salah satu penduduk desa yang sangat tahu seluk beluk gunung tersebut, biasanya disebut pawang gunung. Maka berceritalah sang pawang kepada sang raja bahwa di atas gunung ada sebuah gua yang dihuni oleh sepasang burung hong (burung phoenik) yang sangat indah, menurut cerita burung hong ini adalah burung dewa dan amat jarang sekali menampakkan diri. jika burung hong ini menampakkan diri artinya dia berjodoh dengannya dan kemasyuran akan datang kepada orang yang berjodoh dengannya. Sang raja pun tertarik mendengar cerita dari sang pawang gunung, maka berangkatlah sang raja bersama pasukannya dengan sang pawang naik ke atas gunung sementara panglimanya tidak ikut. Sesampainya sang raja di atas gunung di tempat goa dimana burung hong tinggal, sang pawang pun mengatakan untuk memanggil sang burung hong harus memakai tongkat kayu. diambilah sebatang tongkat kayu panjang kemudian sang raja pun mengarahkan tongkat kayu ke goa sang burung hong tinggal. Dan sungguh ajaib, burung hong jantan keluar dengan mengepakkan sayap yang sangat indah dan terbang beberapa kali mengitari sang raja. Mungkin ini jodoh dimana burung hong ini tahu bahwa yang memanggil dia adalah seorang raja besar dimana sang raja adalah bukan orang sembarangan dan raja adalah wakil langit di bumi. Setelah puas melihat keindahan burung hong jantan, maka sang raja pun berpikir kenapa cuma seekor jantan harusnya ada seekor burung hong betina,maka sang raja pun bertanya kepada pawang gunung ini. Pawang gunung ini pun mengingatkan bahwa selain sepasang burung hong yang indah di dalam gua ini juga hidup banyak burung iblis, jika burung iblis ini muncul atau keluar maka pertanda buruk bagi mengusik tempat tinggalnya. Sang pawang pun berkata bahwa burung hong ini muncul cuma sekali saja dan jarang sekali untuk keduakalinya muncul. Sang pawang berusaha mencegah namun raja tetap pada pendiriannya. Sang raja pun tidak percaya, maka sang raja pun mengusik gua tersebut dengan tongkat kayu tadi. Dan benar kata sang pawang, rupanya yang muncul adalah burung iblis/setan, bukan cuma seekor tapi ratusan jumlahnya. Di kaki gunung rupanya musuh kembali mengintai, melihat banyak burung iblis beterbangan menandakan bahwa ada orang di atas gunung, maka pasukan musuh pun bergerak ke atas gunung dengan jumlah pasukan yang lebih banyak. Pasukan musuh pun tidak kesulitan menemukan tempat sang raja, dan terjadinya pertempuran yang sengit, karena jumlahnya kurang maka pasukan raja pun terdesak, dan pada keadaan sangat genting dimana sang raja hampir terbunuh muncullah She Khe Jin panglima perang sang raja, dengan tanpa kesulitan pasukan musuh dipukul mundur. Peristiwa genting inilah yang dinamakan istilah She Khe Jin Kiu Ka (artinya panglima she khe jin datang menolong). Dalam petunjuk ciamsi ini jika mendapatkannya untuk usaha buka toko atau usaha lainnya akan berkembang dan maju, petunjuk ini juga menggmbarkan bahwa jangan tamak dan serakah karena akan membahayakan usaha tersebut walaupun nantinya ada dewa yang akan menolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar